Minggu, 20 Januari 2013

PROSES TERJADINYA PETIR

BAGAIMANA TERJADINYA PETIR ??????


Petir pada alam merupakan peristiwa alami locatnya muatan-muatan listrik di antara awan ke awan atau awan ke permukaan bumi. persyaratan utama terjadinya locatan muatan electron di awan di mulai dari pergerakan angin ke atas didalam awan cumulus yang kuat. Dilaporkan kecepatan yang dapat di capai mencapai 150 km/jam. Di dalam awan, uap air berkondensasi menjadi partikel air yang lebih kecil lagi namun partikelnya lebih stabil. Bila ketinggian awan cumulus tersebut cukup tinggi, maka pergerakan angin didalam awan tersebut dapat mempunyai dibawah 0 derajat celcius.
Hal ini menyebabkan partikel air didalam awan membeku, membentuk partikel es. Melalui proses resublimasi, beubahlah fisik partikel air ini. Sejalan dengan waktu, bergabunglah beberapa partikel es menjadi partikel kumpulan es yang besar dan berat. Partikel salju ini akan jatuh karena daya gravitasi atas  beratnya sendiri ke permukaan bumi. Pada stadium ini, terpecah beberapa Kristal es yang lebih kecil dan ringan dari kumpulan kumpulan es yang lebih berat. Perpecahan ini memecah juga struktur electron didalamnya.
Hal ini mengakibatkan kumpulan es yang lebih berat akan jatuh ke lapisan awan dibawahnya dan kumpulan ini mempunyai miatan negatif. Sedangkan partikel es yang terpisah dari kumpulan es berat, akan tertiup angin didalam awan ke arah lapisan atas awan. Hal ini menjadikan lapisan awan dibagian atas mempunyai muatan positif. Pristiwa ini mengakibatkan terkutupnya listrik di awan atas 2 kutub berbeda (positif bagian atas dan negative di bagian bawah muatan awan). Besarnya muatan atas terkutubnya listrik di awan bergantunh dari volume dari awan tersebut.
Di dalam awan bagian atas terjadi masa angin yang meniup kearah bawah, membentuk kanal  saluran angin yang bermuatan negative. Muatan angin negative dari bagian atas awan akan dipengaruhi muatan negative bagian bawah awan yang lebih kuat. Hukum coulomb akan bekerja disini, yang menyatakan apabila muatan yang sama (positif dan positif atau negative dan negative) saling bertabrakan, maka akan terjadi gaya tolak menolak di antara keduanya dan pada saat yang sama terjadi gaya tarik menarik antara muatan yang berbeda ( positf dan negative ). Selanjutnya , bagian bawah awan akan mencair menjadi partikel air, dengan bermuatan positif, meninggalakan bagian bawah awan yang bermuatan negative.
Petir merupakan usaha alami untuk menetralkan muatan listrik yang dimiliki oleh awan. Sehingga, kita mengenal ada 2 jenis petir berdasarkan sumber muasal muatan listriknya,petir yang terjadi antar awan dan petir yang terjadi antara awan dengan permukaan bumi. Untuk terciptanya loncatan listrik petir dari awan ke permukaan tanah, kedua lokasi harus mempunyai perbedaan tegangan listrik hingga sebesar 10 juta volt. Udara mempunyai kemampuan mentransfer listrik bila listrik tersebut mempunyai tegangan sebesar 3 juta volt setiap meternya. Harga ini akan berkurang bila kelembaban udara meningkat.
Dalam kenyataannya, dalam meningkatnya, tapi hanya mencapai sekitar 200 ribu volt per meter.nilai ini jauh dibawah kemampuan transfer listrik melalui udara. Penelitan sekarang ini menemukan bahwa walaupun kemampuan transfer listrik udara hanya 200.000 volt per meter, sebelumnya udara telah beraksi melelui proses ionisasi menjadi lebih bersifat penghantar listrik. Sebelum petir tercipta, telah terbentuk di udara sebuah jalur electron karena proses ionisasi antara udara dengan electron.
Jalur ionisasi kanal di udara tersebut menyerupai bentuk anak tangga ( zig zag ), yang menghubungkan anatara awan dan permukaan tanah. Bentuk zig zag terjadi karena ionisasi terjadi bervariasi disetiap lapisan udara, dari meter ke meter berikutnya. Setelah terjadi jalur konduktor di udara, petir dapat terjadi cukup dengan perbedaan tegangan sebesar 250 ribu electronvolt antara awan ke awan atau awan ke permukaan tanah. Sesaat sebelum terjadinya petir, terbentuk di permukaan tanah sebuah (atau lebih) jalur penerima tegangan. Jalur penerima tegangan ini biasanya tercipta di pucuk bentuk yang form runcing diatas permukaan tanah (seperti : pucuk pohon, pucuk bangunan tinggi, menara dsb), yag biasanya mempunyai ketinggian yang paling tinggi dengan kondisi sekelilingnya.
Biasanya (meskipun tidak selalu) terbentuk bersamaan antara jalur ionisasi electron dengan jalur penerima tegangan di atas permukaan tanah. Jalur kanal ini diketahui mempunyai radius dimensi sebesar 12 mm, yang nantinya menjadi jalur utama petir. Jalur ini nantinya akan sangat terang  pada saat terjadinya petir. Cahaya terang petir disebabkan karena terbentuknya proses plasma dalam jalur kanal tersebut.
Rata rata setiap petir mempunnyai 4 hingga 5 jalur akibat ionisasi. Persiapan pelepasan elektron melalui jalur ini membutuhkan waktu sekitar 0,01 detik, setelah itu terjadi petir dengan waktu transfer sekitar 0,0004 detik. Setelah terjadinya petir, membutuhkan waktu istirahat (0,03 – 0,05 detik) untuk mempersiapakan kembali petir berikutnya. Diketahui pernah terjadi hingga 42 petir terus menerus tanpa henti. Rata rata kuat arus dalam petir sebesar 20.000 ampere. Dengan kekuatan arus ini, mengalir electron dari awan menuju permukaan tanah. Hal ini disebut juga, petir negative. Pada kasus yang jarang, kadang dijumpai locatan listrik pendek dari permukaan tanah (ujung pohon, ujung menara sdb). Ini disebut petir positif. Petir positif diketahui hanya mempunyai satu jalurutama terjadinya loncatan. Tapi petir positif mempunyai kuat arus yang lebih tinggi dari petir negative (sebesar 300.000 ampere). Terjadinya petir positif hanya sekitar 5% dari total terjadinya petir. Loncatan petir dapat terjadi sejauh  beberapa kilo meter, antara awan permukaan tanah.
Suara gemuruh petir merupakan hasil dari pemanasan udara yang ada didalam jalur utama petir oleh loncatan listrik. Diketahui udara didalam jalur utama petir oleh loncatan listrik. Diketahui udara didalam kanal dipanaskan hingga suhu 30.000 derajat selsius (5 kali panas permukaan matahari). Pemanasan dalam waktu tiba tiba dengan suhu sedemikian tinggi membuat suara ledakan gemuruh didalamnya. Karena kecepatan cahaya (300.000 km / detik), lebih capatdari padakecepatan suara (322 meter ? detik), kita melihat cahaya petirdahulu, barukemudian d susulsuara gemuruhnya. Dari sini kita bias memperkirakan, jarak terjadinya petir dengan tempat kitaberdiridengan menghitung waktu antara terjadinya cahaya petir dengan suara gemuruh. Untuk petiryang terjadi dijarak 1km, membutuhkan waktu 3 detik perbedaan waktu cahaya dengan suara gemuruh petir.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Menu

Blogger templates